Salah satu keunggulan teknologi
cloud adalah memungkinkan pengguna untuk menyimpan data secara terpusat di satu
server berdasarkan layanan yang disediakan oleh penyedia layanan Cloud
Computing itu sendiri. Selain itu, pengguna juga tak perlu repot repot lagi
menyediakan infrastruktur seperti data center, media penyimpanan/storage dll
karena semua telah tersedia secara virtual.
2. Keamanan Data
Keamanan data pengguna dapat
disimpan dengan aman lewat server yang disediakan oleh penyedia layanan Cloud
Computing seperti jaminan platform teknologi, jaminan ISO, data pribadi, dll.
3. Fleksibelitas dan Skalabilitas yang Tinggi
Teknologi Cloud menawarkan fleksibilitas
dengan kemudahan data akses, kapan dan dimanapun kita berada dengan catatan
bahwa pengguna (user) terkoneksi dengan internet. Selain itu, pengguna dapat
dengan mudah meningkatkan atau mengurangi kapasitas penyimpanan data tanpa
perlu membeli peralatan tambahan seperti hardisk. Bahkan salah satu praktisi IT
kenamaan dunia, mendiang Steve Jobs mengatakan bahwa membeli memori fisik untuk
menyimpan data seperti hardisk merupakan hal yang percuma jika kita dapat
menyimpan nya secara virtual/melalui internet.
4. Investasi Jangka Panjang
Penghematan biaya akan pembelian
inventaris seperti infrastruktur, hardisk, dll akan berkurang dikarenakan
pengguna akan dikenakan biaya kompensasi rutin per bulan sesuai dengan paket
layanan yang telah disepakati dengan penyedia layanan Cloud Computing. Biaya
royalti atas lisensi software juga bisa dikurangi karena semua telah dijalankan
lewat komputasi berbasis Cloud.
Penerapan Cloud Computing telah
dilakukan oleh beberapa perusahaan IT ternama dunia seperti Google lewat
aplikasi Google Drive, IBM lewat Blue Cord Initiative, Microsoft melalui sistem
operasi nya yang berbasis Cloud Computing, Windows Azure dsb. Di kancah
nasional sendiri penerapan teknologi Cloud juga dapat dilihat melalui
penggunaan Point of Sale/program kasir.
Salah satu perusahaan yang
mengembangkan produknya berbasis dengan sistem Cloud adalah DealPOS. Metode
kerja Point of Sale (POS) ini adalah dengan mendistribusikan data penjualan
toko retail yang telah diinput oleh kasir ke pemilik toko retail melalui
internet dimanapun pemilik toko berada.
Selain itu, perusahaan telekomunikasi ternama nasional, Telkom juga turut
mengembangkan sistem komputasi berbasis Cloud ini melalui Telkom Cloud dengan
program Telkom VPS dan Telkom Collaboration yang diarahkan untuk pelanggan UKM
(Usaha Kecil-Menengah).
Karakteristik Cloud Computing
Menurut NIST (National Institute
of Standards and Technology), terdapat 5 karakteristik sehingga sistem tersebut disebut Cloud Computing,
yaitu:
1. Resource Pooling
Sumber daya komputasi (storage,
CPU, memory, network bandwidth, dsb.) yang dikumpulkan oleh penyedia layanan
(service provider) untuk memenuhi kebutuhan banyak pelanggan (service
consumers) dengan model multi-tenant. Sumber daya komputasi ini bisa berupa
sumber daya fisik ataupun virtual dan juga bisa dipakai secara dinamis oleh
para pelanggan untuk mencukupi kebutuhannya.
2. Broad Network Access
Kapabilitas layanan dari cloud
provider tersedia lewat jaringan dan bisa diakses oleh berbagai jenis
perangkat, seperti smartphone, tablet, laptop, workstation, dsb.
3. Measured Service
Tersedia layanan untuk
mengoptimasi dan memonitor layanan yang dipakai secara otomatis. Dengan
monitoring sistem ini, kita bisa melihat berapa resources komputasi yang telah
dipakai, seperti: bandwidth , storage, processing, jumlah pengguna aktif, dsb.
Layanan monitoring ini sebagai bentuk transparansi antara cloud provider dan
cloud consumer.
4. Rapid Elasticity
Kapabilitas dari layanan cloud
provider bisa dipakai oleh cloud consumer secara dinamis berdasarkan kebutuhan.
Cloud consumer bisa menaikkan atau menurunkankapasitas layanan. Kapasitas
layanan yang disediakan ini biasanya tidak terbatas,dan service consumer bisa
dengan bebas dan mudah memilih kapasitas yang diinginkan setiap saat.
5. Self Service
Cloud Consumer bisa
mengkonfigurasikan secara mandiri layanan yang ingin dipakai melalui sebuah sistem,
tanpa perlu interaksi manusia dengan pihak cloud provider. Konfigurasi layanan
yang dipilih ini harus tersedia segera dan saat itu juga secara otomatis.
Kelima karakteristik Cloud
Computing tersebut harus ada di service provider jika ingin disebut sebagai
penyedia layanan Cloud Computing. Salah satu saja dari layanan tersebut tidak
terpenuhi, maka penyedia layanan tersebut belum/tidak pantas disebut sebagai
cloud provider.
Layanan Cloud Computing
Setelah pengguna mengetahui
karakteristik dari Cloud Computing, berikutnya akan dibahas jenis-jenis layanan
dari Cloud Computing. NIST sendiri membagi jenis layanan Cloud Computing
menjadi tiga sebagai berikut:
1. Software as a Service (SaaS)
SaaS adalah layanan dari Cloud
Computing dimana pelanggan dapat menggunakan software (perangkat lunak) yang
telah disediakan oleh cloud provider. Pelanggan cukup tahu bahwa perangkat
lunak bisa berjalan dan bisa digunakan dengan baik.
Contoh dari layanan SaaS ini
antara lain adalah :
- Layanan
produktivitas: Office365 GoogleDocs, Adobe Creative Cloud, dsb.
- Layanan email:
Gmail, YahooMail, LiveMail, dsb.
- Layanan social
network: Facebook, Twitter, Tagged,
dsb.
- Layanan instant
messaging: YahooMessenger, Skype, GTalk, dsb.
Selain contoh di atas, tentu
masih banyak lagi contoh yang lain.
Dalam perkembangannya, banyak perangkat lunak yang dulu hanya bisa
dinikmati dengan menginstal aplikasi tersebut di komputer kita (on-premise)
mulai bisa dinikmatidengan layanan Cloud Computing. Keuntungan dari SaaS ini
adalah kita tidak perlu membeli lisensi software lagi. Kita tinggal
berlangganan ke cloud provider dan tinggal membayar berdasarkan pemakaian.
2. Platform as a Service (PaaS)
PaaS adalah layanan dari Cloud
Computing kita bisa menyewa “rumah” berikut lingkungannya, untuk menjalankan
aplikasi yang telah dibuat. Pelanggan tidak perlu pusing untuk menyiapkan
“rumah” dan memelihara “rumah” tersebut. Yang penting aplikasi yang dibuat
dapat berjalan dengan baik. Pemeliharaan “rumah” ini (sistem operasi, network,
database engine, framework aplikasi, dll) menjadi tanggung jawab dari penyedia
layanan.
Sebagai analogi, misalkan ingin
menyewa kamar hotel, kita tinggal tidur di kamar yang sudah disewa, tanpa
peduli bagaimana “perawatan” dari kamar dan lingkungan kamar. Yang terpenting
adalah, suasananya nyaman untuk digunakan. Jika suatu saat dibuat tidak nyaman,
maka pelanggan dapat pindah ke hotel lain yang lebih bagus layanannya. Contoh penyedia layanan PaaS: Amazon Web Service,
Windows Azure, dan GoogleApp Engine.
Keuntungan dari PaaS bagi pengembang dapat fokus pada aplikasi yang
sedang dikembangkan tanpa harus memikirkan “rumah” untuk aplikasi, dikarenakan
ahl tersebut sudah menjadi tanggung jawab cloud provider.
3. Infrastructures as a Service (IaaS)
IaaS adalah layanan dari Cloud
Computing sewaktu kita bisa “menyewa” infrastruktur IT (unit komputasi,
storage, memory, network, dsb). Dapat didefinisikan berapa besar unit komputasi
(CPU), penyimpanan data (storage), memory (RAM), bandwidth , dan konfigurasi
lainnya yang akan disewa. Untuk lebih mudahnya, layanan IaaS ini adalah seperti
menyewa komputer yang masih kosong. Kita sendiri yang mengkonfigurasi komputer
ini untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan kita dan bisa kita install sistem
operasi dan aplikasi apapun
diatasnya.
Contoh penyedia layanan IaaS :
Amazon EC2, Rackspace Cloud, Windows Azure, dsb.
Keuntungan dari IaaS ini adalah
kita tidak perlu membeli komputer fisik, dan konfigurasi komputer virtual
tersebut dapat diubah (scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai contoh, saat
komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, kita bisa tambahkan CPU, RAM,
Storage, dsb. dengan segera.
Untuk lebih memudahkan pemahaman mengenai model cloud
computing, perhatikan gambar transformasi dari on-premise model ke cloud model
dibawah ini:
Gambar : Transformasi on-premise model ke Cloud model
Deployment Model Cloud Computing
Setelah kita tahu jenis layanan
dari cloud computing, sekarang kita bahas tentang deployment model dari cloud
computing. Menurut NIST, ada empat deployment model dari cloud computing ini,
yaitu:
1. Public Cloud
Adalah layanan Cloud Computing
yang disediakan untuk masyarakat umum. Pengguna bisa langsung mendaftar ataupun
memakai layanan yang ada. Banyak layanan Public Cloud yang gratis, dan ada juga
yang perlu membayar untuk bisa menikmati layanannya.
Contoh Public Cloud yang gratis:
GoogleMail, Facebook, Twitter, Live Mail, dsb.
Contoh Public Cloud yang
berbayar: Sales Force, Office365, GoogleApps, dsb.
Keuntungan :
Pengguna
tidak perlu berinvestasi untuk merawat serta membangun infrastruktur, platform,
ataupun aplikasi. Kita tinggal memakai secara gratis (untuk layanan yang gratis)
atau membayar sebanyak pemakaian (pay as you go). Dengan pendekatan ini, kita
bisa mengurangi dan merubah biaya Capex (Capital Expenditure) menjadi Opex (Operational
Expenditure).
Kerugian :
Sangat
tergantung dengan kualitas layanan internet (koneksi) yang kita pakai. Jika koneksi
internet mati, maka tidak ada layanan yang dapat diakses. Untuk itu, perlu dipikirkan secara matang infrastruktur
internetnya.
2. Private Cloud
Adalah
layanan cloud computing yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan internal dari
organisasi/perusahaan. Biasanya departemen IT akan berperan sebagai service
provider (penyedia layanan) dan departemen lain menjadi service consumer.
Sebagai service provider, tentu saja Departemen IT harus bertanggung jawab agar
layanan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan standar kualitas layanan yang
telah ditentukan oleh perusahaan, baik infrastruktur, platform, maupun aplikasi
yang ada.
Contoh
layanannya:
- SaaS : Web Application, Mail Server,
Database Server untuk keperluan internal.
- PaaS : Sistem Operasi + Web Server +
Framework + Database yang untuk internal.
- IaaS : Virtual machine yang bisa di-request sesuai dengan kebutuhan
internal.
Keuntungan :
Menghemat
bandwidth internet ketika layanan itu hanya diakses dari jaringan internal.Proses
bisnis tidak tergantung dengan koneksi internet, akan tetapi tetap saja
tergantung dengan koneksi jaringan lokal (intranet).
Kerugian :
Investasi
besar, karena kita sendiri yang harus menyiapkan infrastrukturnya.Butuh tenaga
kerja untuk merawat dan menjamin layanan berjalan dengan baik.
3. Hybrid Cloud
Adalah
gabungan dari layanan Public Cloud dan Private Cloud yang diimplementasikan
oleh suatu organisasi/perusahaan. Dalam Hybrid Cloud ini, kita bisa memilih
proses bisnis mana yang bisa dipindahkan ke Public Cloud dan proses bisnis mana
yang harus tetap berjalan di Private Cloud.
Contohnya:
Perusahaan
A menyewa layanan dari GoogleApp Engine (Public Cloud) sebagai “rumah” yang
dipakai untuk aplikasi yang mereka buat. Di negara tersebut ada aturan kalau
data nasabah dari sebuah perusahaan tidak boleh disimpan pada pihak ketiga.
Untuk menaati peraturan yang ada, data nasabah dari perusahaan A tetap disimpan
pada database mereka sendiri (Private Cloud), dan aplikasi akan melakukan konektifitasnya
ke database internal tersebut.
Perusahaan
B menyewa layanan dari Office365 (Public Cloud). Karena perusahaan B tersebut
sudah mempunyai banyak user yang tersimpan di Active Directory yang berjalan di
atas Windows Server mereka (Private Cloud), akan lebih efektif kalau Active
Directory tersebut dijadikan identity untuk login ke Office365.
Keuntungan :
Keamanan
data terjamin karena data dapat dikelola sendiri (hal ini TIDAK berarti penyimpan
data di public cloud tidak aman, ya). Lebih leluasa untuk memilih mana proses
bisnis yang harus tetap berjalan di private cloud dan mana proses bisnis yang
bisa dipindahkan ke public cloud dengan tetap menjamin integrasi dari keduanya.
Kerugian :
Untuk
aplikasi yang membutuhkan integrasi antara public cloud dan private cloud, infrastruktur
internet harus dipikirkan secara matang.
4. Community Cloud
Adalah
layanan Cloud Computing yang dibangun eksklusif untuk komunitas tertentu, yang
consumer-nya berasal dari organisasi yang mempunyai perhatian yang sama atas
sesuatu/beberapa hal, misalnya saja standar keamanan, aturan, compliance, dsb.
Community Cloud ini bisa dimiliki, dipelihara, dan dioperasikan oleh satu atau lebih
organisasi dari komunitas tersebut, pihak ketiga, ataupun kombinasi dari keduanya.
Keuntungan :
Bisa
bekerja sama dengan organisasi lain dalam komunitas yang mempunyai kepentingan
yang sama. Melakukan hal yang sama bersama-sama tentunya lebih ringan daripada
melakukannya sendiri.
Kerugian :
Ketergantungan
antar organisasi jika tiap-tiap organisasi tersebut saling berbagi sumber
daya.
Reffrensi :
A Budiyanto - Komunitas Cloud Computing Indonesia, 2012 -
cloudindonesia.or.id